Samuraisakura's Blog

Ikhlaslah Mencintai

Pendiri Mahzab Cinta

ALI BIN ABI THALIB; PENDIRI MAZHAB CINTA

Satu-satunya manusia yang dilahirkan di bawah naungan Ka’bah adalah Ali bin Abi Thalib. Ketika
ibunya, Fathimah binti Asad, dalam keadaan hamil tua, ia thawaf mengelilingi Ka’bah. Pada saat
itulah, datang tanda-tanda bahwa ia akan segera melahirkan. Abu Thalib lalu membawanya
masuk ke dalam Ka’bah dan di tempat itulah Ali bin Abi Thalib lahir.
Menurut satu riwayat, ibunya meminta agar anak yang baru lahir itu diberi nama Haidar, yang
berarti singa. Kakek dari arah ibunya bernama Asad, yang juga berarti singa. Tetapi Abu Thalib
berkata, “Kita tunggu saja sampai Rasulullah saw datang.” Masih menurut riwayat ini, Ali kecil
tidak mau menyusu kepada ibunya sebelum Rasulullah saw datang. Ketika Rasulullah saw tiba,
ia mengecup Ali dan Ali pun mengecup Nabi. Rasulullah saw menamainya ‘Ali yang berarti orang
yang memiliki ketinggian. ‘Ali adalah salah satu nama Tuhan. Misalnya dalam ayat, “Wa lâ
ya’udduhû hifzhuhumâ wa huwal ‘aliyul ‘azhîm.” (QS. Al-Baqarah 255). Sama halnya dengan
nama Muhammad, yang juga merupakan nama Tuhan, seperti dalam hadits Qudsi, “Ana
Mahmud, wa anta Muhammad. Aku Tuhan adalah Yang Terpuji dan engkau juga adalah yang
terpuji,”
Ali tumbuh besar bersama Rasulullah saw. Ketika Abu Thalib mengalami kebangkrutan dalam
usahanya, ia mengirim putra-putranya ke tempat para saudaranya. Ali bin Abi Thalib diambil oleh
Rasulullah saw. Ia dipelihara di dalam keluarga Nabi bersama Sayyidah Khadijah Al-Kubra.
Karena Rasulullah saw tidak mempunyai anak laki-laki, Nabi sering memperlakukan Ali bin Abi
Thalib sebagai anak laki-lakinya.
Setelah Rasul meninggal dunia, ia sering bercerita bagaimana beliau suka merapatkan tubuhnya
kepada tubuh Rasulullah saw. Imam Ali kw berkata bahwa ia masih dapat mengenang harumnya
tubuh Rasul yang mulia. Rasul sangat mencintai Ali dan Ali pun sangat mencintainya.
Kelak pada zaman pemerintahan Muawiyah, Muawiyah menerapkan peraturan yang
mengharuskan khatib di setiap akhir khutbahnya untuk melaknat Imam Ali kw. Orang dipaksa
untuk menghujat Imam Ali kw. Ada seorang sahabat Nabi yang pergi ke mimbar untuk melaknat
Imam Ali kw tetapi ia hanya berkata, “Demi Allah, ada tiga hal yang menyebabkan aku tidak
mungkin mengutuk Ali bin Abi Thalib. Jika salah satu dari tiga hal itu saja ada pada diriku, itu
lebih baik dari dunia dan segala isinya.” Hal pertama ialah bahwa Rasulullah saw pernah berkata
sebelum Perang Khaibar, “Akan kuserahkan bendera kepada seseorang yang mencintai Allah
dan Rasul-Nya dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian setelah itu, bendera diserahkan
kepada Imam Ali kw. Lalu sahabat Nabi itu menyebut dua lagi peristiwa penting. Saya kutip
hadits itu untuk menyatakan bahwa kecintaan Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib
dinyatakan secara terbuka.
Ada sebuah hadits yang diterima keshahihannya oleh seluruh madzhab tetapi ditafsirkan
berlainan. Hadits itu bercerita tentang peristiwa pada Haji Wada’, tanggal 18 Dzulhijjah. Ketika
Rasulullah saw pulang bersama rombongan hajinya dari Mekkah menuju Madinah, di suatu mata
air bernama Khum, Rasulullah saw berhenti. Ia melingkarkan serbannya kepada Imam Ali kw.
Nabi mengangkat tangan Ali dan bersabda, “Man kuntu maulâh, fa hâdza ‘Aliyyun maulâh. Siapa
yang menjadikan aku sebagai maulanya, hendaknya menjadikan Ali sebagai maulanya.”
Menurut penafsiran Ahlu Sunnah, yang dimaksud dengan maulâ di situ artinya adalah kekasih.
Barang siapa yang menjadikan Nabi sebagai kekasihnya, hendaknya ia juga menjadikan Ali bin
Abi Thalib sebagai kekasihnya. Penafsiran itu tidak salah. Ali adalah seseorang yang sangat
dicintai dan dikasihi Rasulullah saw.
Ketika terjadi Perang Khandak, seorang kafir bernama ‘Amr ibn Wud ingin memulai pertempuran
dengan mengajak duel. Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat-sahabatnya, “Siapa yang
mau melawan ‘Amr ibn Wud?” Semuanya diam, kecuali Ali yang masih sangat muda. Ia berdiri
dan berkata, “Saya, Ya Rasul Allah.” “Tidak,” jawab Rasul, “aku cari orang yang lebih tua.” Lalu
Rasulullah saw menawarkan lagi kepada para sahabat tetapi tetap tidak ada yang menjawab.
Semua orang tahu siapa ‘Amr ibn Wud. Ia adalah jago pedang yang tak terkalahkan.
‘Amr mengancam dari kejauhan, “Katanya kalau kalian mati dalam peperangan, kalian akan
masuk surga. Siapa yang bersedia aku antarkan dengan cepat masuk ke surga?” Ancaman itu
tidak ada yang menjawab kecuali Ali yang untuk kedua kalinya berdiri. Rasul kembali berkata,
“Duduklah kamu sampai aku cari yang lebih tua lagi.” Ketika untuk ketiga kalinya, masih tidak ada
yang menjawab seruan itu, Rasulullah saw mengirim Ali bin Abi Thalib. Kepadanya diberikan
Pedang Dzulfiqar.
Saat Ali bin Abi Thalib berangkat, Rasulullah saw menangis dan bersujud di medan peperangan.
Rasul berdoa, “Ya Allah, Engkau telah mengambil Abu Ubaidah, Engkau telah mengambil
Hamzah dari diriku. Janganlah Kauambil Ali.”
Terjadilah duel itu. Suatu pertempuran yang amat dahsyat. Rasulullah saw menggambarkannya
sebagai perang antara seluruh keislaman dan seluruh kekafiran. Mungkin yang dimaksud Rasul
ialah, sekiranya Imam Ali kw kalah, maka kalahlah Islam secara keseluruhan dan jika Imam Ali
kw menang, maka menanglah Islam secara keseluruhan. Atau barangkali yang beliau
maksudkan ialah bahwa kepribadian Ali bin Abi Thalib itu mencerminkan seluruh keislaman dan
kepribadian ‘Amr ibn Wud itu mencerminkan seluruh kekafiran. Singkat cerita, kita tahu akhirnya
Sayidina Ali yang memenangkan pertempuran. Ketika ia kembali, Rasulullah saw menciuminya
dengan berurai air mata.
Pernah satu saat Imam Ali kw dikirim untuk menaklukan pemberontakan yang tidak bisa
ditaklukan oleh para sahabat Nabi yang lain. Ketika Ali pulang dari tugas itu, sambil memeluk Ali,
Nabi bersabda, “Kalau aku tidak takut umatku akan memperlakukan kamu seperti orang-orang
Kristen memperlakukan Nabi Isa as, akan aku ceritakan kepada mereka sesuatu yang sekiranya
jika engkau lewat, orang akan memperebutkan bekas injakan kakimu.” Kemudian Rasulullah
saw mengatakan sesuatu kepada Imam Ali kw dalam waktu yang lama. Karena lamanya hal itu,
para sahabat bertanya-tanya ihwal apa perbincangan itu. Setelah Imam Ali kw keluar, ia berkata,
“Baru saja Rasulullah saw membukakan kepadaku satu bab ilmu pengetahuan. Dan dari satu
bab itu dibuka lagi seribu bab ilmu pengetahuan yang lain.”
Rasulullah saw mendidik Imam Ali kw sejak kecil. Jika kita ingin tahu siapa kader Rasulullah saw
yang dikaderkan sejak awal, maka itulah Imam Ali kw. Saya sebut sebagai ‘kader’, karena
Rasulullah saw benar-benar mempersiapkan Imam Ali kw sejak awal. Rasulullah saw
mengajarkan kepadanya satu pelajaran khusus yang tidak diberikan kepada sahabat-sahabatnya
yang lain. Sebagian di antara kita merasa berkeberatan akan hal ini, “Masa Rasulullah saw
mengajar dengan pilih kasih. Bukankah salah satu sifat Nabi adalah Al-Tabligh? Jadi, Nabi harus
menyampaikan seluruhnya. Masa Nabi menyembunyikan kepada sebagian sahabat dan hanya
menyampaikan kepada Ali bin Abi Thalib?”
Rasulullah saw adalah guru yang baik. Seorang guru yang baik tidak akan mengajarkan seluruh
ilmu kepada semua orang. Ilmu itu hanya diajarkan sesuai dengan tingkat pengetahuan orang
yang diajar itu. Imam Ali kw sebagaimana diakui oleh para sahabat yang lain adalah orang yang
paling tinggi derajat keilmuannya. Karena itulah, tentu saja ada ilmu yang diajarkan kepada Imam
Ali kw, yang belum bisa disampaikan kepada sahabat Nabi yang lain yang kualifikasi
keilmuannya belum sampai ke situ.
Tentang ilmu Imam Ali kw ini, Rasulullah saw bersabda, “Ana madînatul ‘ilmi, wa ‘Aliyyun
bâbuhâ. Fa man arâdal madînah, fal ya’tihâ min bâbihâ. Akulah kota ilmu dan Alilah pintunya.
Barang siapa yang mau memasuki kota, hendaklah ia datang melalui pintunya.” Hadits ini
sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah saw. Nabi mengkaderkan Ali sejak awal
dengan maksud untuk mempersiapkannya sebagai pelanjut yang akan meneruskan ajaran Islam
sepeninggal Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw meninggal dunia, umur Imam Ali kw masih muda. Sekitar tigapuluh
tahunan. Seperti kita ketahui, Ali masuk Islam pada usia yang amat belia, sepuluh tahunan. Imam
Ali kw dikenal sebagai orang yang pertama kali masuk Islam. Sebagian orang memperkecil hal ini
dengan mengatakan bahwa Ali itu lelaki pertama yang masuk Islam, karena yang pertama kali
masuk Islam adalah Sayyidah Khadijah. Belakangan, kenyataan ini diturunkan lagi dengan
menyatakan bahwa Ali adalah anak-anak yang pertama masuk Islam, karena laki-laki yang
pertama masuk Islam itu adalah Abu Bakar. Malahan ada juga yang masih menurunkan hal ini
dengan mengatakan bahwa keislaman Sayidina Ali adalah tidak sah, karena beliau masuk Islam
ketika masih kecil.
Ciri-Ciri Mazhab Alawi
Imam Ali kw adalah pemberi ruh suatu mazhab di dalam Islam. Yang saya maksud dengan
mazhab adalah cara memahami Islam. Islam itu satu, tetapi bagaimana orang memahami dan
mengamalkan ajaran Islam, itu berbeda-beda. Dan itu sudah terjadi sejak zaman Rasulullah saw.
Hampir setiap sahabat mendirikan mazhab. Ada Mazhab Umari dari Umar ibn Khattab, Mazhab
Abdullah ibn Umar, Mazhab Abdullah ibn Mas’ud, dan Mazhab Abu Hurairah. Setiap sahabat
memiliki mazhab sendiri-sendiri disebabkan dalam memahami agama Islam, pendapat mereka
berlainan. Karena itulah, amalan yang dikerjakannya pun berlainan. Dalam Ilmu Komunikasi ada
yang disebut dengan Teori KAP atau Knowledge, Attitude, dan Performance. Setiap orang
mempunyai knowledge atau pengetahuan yang berbeda, yang tidak mungkin sama dengan
orang lain. Jika pengetahuan berbeda, maka attitude atau sikap kita pun berbeda. Dan jika sikap
berbeda, maka performance atau perilaku pun akan berbeda. Suatu mazhab adalah rangkaian
Knowledge, Attitude, dan Performance dari sebuah agama.
Di Indonesia saja, terdapat banyak mazhab. Misalnya saja suatu mazhab melarang orang untuk
menangis bila ditinggal mati oleh anggota keluarga atau orang yang dicintainya. Menurut
pengetahuan (knowledge) mereka, ada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa mayit akan
disiksa oleh tangisan keluarganya. Dari situ tumbuhlah sikap (attitude) tidak senang kepada
orang-orang yang menangis kalau ditinggal mati dan sikap senang kepada orang-orang yang
tidak menangis bila ditinggal mati. Jika seorang isteri tidak meneteskan air mata setitik pun ketika
suaminya meninggal dunia, orang akan memujinya, “Hebat, itulah isteri yang sabar dan tabah.”
Dari sikap itu timbul perilaku (performance) kita untuk tidak menangis bila kita ditinggal mati. Jadi,
kita bisa melihat hubungan antara Knowledge-Attitude-Performance.
Sebagian mazhab lain berpendapat, mereka memiliki pengetahuan bahwa Rasulullah saw
pernah menangis ketika ditinggal mati oleh putranya, Ibrahim. Ibrahim ialah putra Rasul dari
Maria Al-Qibthiya yang lahir di Madinah. Rasulullah saw sangat menyayanginya karena Rasul
belum pernah mempunyai anak laki-laki. Setiap selesai Shalat Ashar, Rasul selalu menggendong
Ibrahim mengelilingi Kota Madinah. Ketika dalam usia yang masih sangat kecil, Ibrahim
meninggal dunia. Rasulullah saw menangis. Beliau ditegur sahabatnya, “Ya Rasul Allah, kenapa
kau menangis?” Rasulullah saw menjawab, “Inilah tangisan kasih sayang.” Mazhab ini
berpengetahuan bahwa menangis ketika ditinggal mati itu dicontohkan Nabi untuk
mengungkapkan kasih sayang. Dari hal itu, tumbuh sikap senang jika melihat orang yang
menangis ketika ada yang meninggal dunia. Orang itu dilihat sebagai orang yang penuh kasih
sayang. Mazhab ini pun menilai bila ada orang yang tidak menangis ketika ditinggal mati, maka
orang itu bukanlah orang yang tabah, melainkan orang yang tidak punya kasih sayang. Perilaku
yang muncul dari hal ini ialah jika ia ditinggal mati, ia akan menangis.
Kedua mazhab di atas sama-sama memahami ajaran Islam. Tetapi pengetahuan-nya berbeda,
sikapnya berlainan, sehingga kemudian akhirnya perilakunya pun tidak sama.
Di zaman Nabi, setiap sahabat memiliki mazhabnya masing-masing. Secara garis besar, kita bisa
membaginya ke dalam dua kelompok; kita sebut saja Mazhab Ali bin Abi Thalib (Mazhab Alawi)
dan Mazhab Umar bin Khattab (Mazhab Umari). Apa perbedaan kedua mazhab ini? Mazhab Ali
ditandai dengan keyakinan bahwa seluruh sunnah Rasulullah saw, baik dalam bidang akidah,
ibadah, maupun mualamalah, harus diikuti tanpa kecuali. Menurut Mazhab Ali, Rasulullah saw
tidak pernah berijtihad, karena ketentuan Nabi adalah nash. Rasulullah saw tidak pernah
berbicara atas hawa nafsunya, melainkan atas wahyu yang diterimanya. Wa mâ yanthiqu ‘anil
hawâ in huwa illâ wahyu yûhâ. (QS. Al-Najm 3) Rasulullah saw tidak pernah salah. Oleh karena
itu, kita harus mengikuti semua yang diajarkan Rasulullah saw.
Adapun Mazhab Umari berpendapat bahwa kita harus mengikuti Rasulullah saw di dalam dua hal
saja; urusan akidah dan ibadah. Dalam bidang muamalah atau keduniaan, Rasulullah saw tdiak
wajib dipatuhi. Menurut mazhab ini, Rasulullah saw juga suka berijtihad dan kadang-kadang
ijtihadnya salah. Oleh sebab itu, tidak perlu kita ikuti ijtihad yang salah. Rasulullah saw sering
alpa dan salah. Bahkan Rasulullah saw pernah ditegur Allah swt dan kemudian dibetulkan oleh
sahabatnya, seperti dalam peristiwa Perang Badar. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh
mazhab ini, ketika perang berkecamuk, terdapat banyak tawanan. Rasulullah saw menginginkan
agar tawanan itu dibebaskan dengan sejumlah uang tebusan. Sedangkan Umar bin Khattab
menghendaki agar tawanan itu dibunuh saja semua. Akhirnya turun satu wahyu yang
membenarkan Umar dan menyalahkan Rasulullah saw. Malahan Rasulullah saw ditegur Allah
swt, “Kamu mencintai dunia, sementara Umar mencintai akhirat.”
Saya tidak akan lebih lanjut membandingkan kedua mazhab ini secara keseluruhan. Saya hanya
akan memberikan ciri-ciri khas dari Mazhab Alawi. Ciri yang pertama, Mazhab Alawi menerima
seluruh sunah Nabi. Baik dalam hal akidah, ibadah, ataupun muamalah. Tidak ada pemisahan
antara urusan dunia dan urusan agama. Tidak ada dalam mazhab ini hadits yang berbunyi,
“Antum a’lamu fî umûrî dunyakum. Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” Ciri yang kedua,
Mazhab Alawi ialah mazhab yang sangat mencintai persatuan di antara kaum Muslimin. Imam Ali
kw sangat mencintai persatuan sehingga ketika ada orang yang berontak kepadanya, ia malah
mengirim surat yang isinya mengajak mereka untuk berdamai. Bahkan ketika Imam Ali kw pernah
hampir memenangkan suatu pertempuran, lawannya mengajak berdamai sehingga Imam Ali kw
menghentikan peperangan. Tentu saja, hal ini menimbulkan reaksi dari para pengikutnya sendiri
yang hampir memperoleh kemenangan.
Kecintaan Imam Ali kw terhadap persatuan kaum Muslimin dapat kita lihat dari suatu peristiwa
peperangan antara Imam Ali kw dengan sesama umat Islam lagi. Saat itu, ada seseorang yang
bingung harus bergabung ke kelompok mana. Karena kedua-duanya adalah kaum Muslimin. Ia
bertanya kepada Amar bin Yasir -yang sudah berusia amat tua. Amar berkata, “Kau lihat bendera
di sebelah sana? Dahulu di bawah bendera itu, kami berjuang bersama Rasulullah saw untuk
membela turunnya Al-Qur’an. Sekarang di bawah bendera itu, kami berjuang untuk membela
penafsiran Al-Qur’an. Dahulu kami berperang ‘ala tanzîlil Qur’ân, sekarang kami berperang ‘ala
ta’wîlil Qur’ân”
Orang-orang bertanya kepada Imam Ali kw, “Mau Anda sebut apa orang yang memerangi Anda
itu?” Seseorang meng-usulkan, “Itulah orang-orang kafir.” Tapi Imam Ali kw menolak, “Tidak,
mereka bukan orang kafir. Mereka mengucapkan syahadat dan melakukan shalat.” “Kalau begitu,
merekalah orang-orang munafik,” berkata para pengikutnya. “Tidak,” ucap Imam Ali kw, “orangorang
munafik itu sedikit dzikirnya sedangkan mereka banyak dzikirnya.” Orang-orang bingung,
“Kalau begitu, bagaimana kami harus memanggil mereka, Ya Amiral Mukminin.” Imam Ali kw
menjawab, “Itulah saudara-saudara kita yang berbeda faham dengan kita.”
Ciri yang ketiga, Mazhab Alawi adalah mazhab cinta. Inilah sejenis keberagamaan yang
didasarkan kepada cinta. Kita lihat doa-doa Imam Ali kw, doa-doa itu menggambarkan
kecintaannya kepada Allah swt. Jika kita belajar Tasawuf, yang keberagamaannya didasarkan
pada cinta atau mahabbah, seluruh aliran tarekat dalam Tasawuf itu bermuara pada Imam Ali kw
dan keturunannya. Misalnya Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah.
Doa di dalam Mazhab Alawi dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah swt. Hanya dalam Mazhab
Alawi, kecintaan kepada Allah swt mencapai puncaknya. Seperti dalam doa Imam Ali kw yang
diajarkan secara khusus kepada muridnya, Kumayl bin Ziyad. Kumayl adalah murid Imam Ali kw
yang paling setia. Karena kesetiaannyalah maka doa ini hanya diajarkan kepadanya. Saya akan
tutup tulisan ini dengan menampilkan beberapa bait dari Doa
Kumayl tersebut yang menunjukkan begitu dalamnya kecintaan mazhab ini kepada Allah swt;
Tuhanku, junjunganku, pelindungku, pemeliharaku Sekiranya aku mampu bersabar menanggung
azab-Mu
Bagaimana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu
Sekiranya aku mampu bersabar menahan api neraka-Mu
Bagaimana mungkin aku mampu bersabar tidak memandang wajah-Mu
Bagaimana mungkin aku tinggal di neraka
Padahal harapanku adalah ampunan-Mu
Tuhanku, limpahkanlah kepadaku anugerah-Mu.
Sayangi aku dengan karunia-Mu
Jagalah aku dengan seluruh kasih sayang-Mu
Jadikan lidahku selalu bergetar menyebut asma-Mu
Dan hatiku dipenuhi dengan kecintaan kepada-Mu

Juli 7, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Suka, Sayang dan Cinta

Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.

Saat kau MENCINTAI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.

Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya
walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

Saat kau mencintai seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya
“Bolehkah aku memelukmu?”

Saat kau menyayangi seseorang dan berada disisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya…

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata “Sudahlah, jgn menangis.”
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata,
“Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama. “
SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,”Ia sangat cantik/tampan dan menawan.”

CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.

SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,”Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku..”

Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu,maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.

Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu,engkau akan menangis untuknya.

Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu,kau akan berkata,”Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan.”

Pada saat kau suka padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.

Pada saat kau cinta padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.

Pada saat kau sayang padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus…

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.

CINTA adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.

SAYANG adalah kau akan menemaninya tak perduli bagaimana pun keadaanmu.

SUKA adalah hal yang menuntut.

CINTA adalah hal memberi dan menerima.

SAYANG adalah hal yang memberi dengan rela

Juli 7, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Mintalah Lewat Telinga Kanan!

KOMPAS.com — Para peneliti mengatakan, jika Anda ingin seseorang berbuat sesuatu, minta lewat telinga kanan.

Para peneliti Italia menemukan bahwa orang lebih bagus memproses informasi jika permintaan diajukan lewat telinga kanan dalam tiga kali uji coba terpisah.

Mereka meyakini hal itu disebabkan karena sisi kiri otak, yang memang lebih baik dalam memproses permintaan, menerima informasi dari telinga kanan. Penemuan ini dilaporkan dalam jurnal online Naturwissenschaffen.

Dalam penelitian pertama, 286 pengunjung klub dansa diamati saat berbincang sementara musik keras dimainkan. Secara keseluruhan, 72 persen interaksi terjadi di sisi kanan pendengaran.

Dalam penelitian kedua, peneliti mendekati 160 pengunjung klub musik, membisikkan kata-kata yang tak bermakna, dan menunggu sampel menolehkan kepala untuk menawarkan telinga kiri atau kanan. Mereka kemudian meminta sebatang rokok. Secara keseluruhan 58 persen menawarkan telinga kanan kepada peneliti dan 42 persen menawarkan telinga kiri.

Dalam penelitian ketiga, para peneliti dengan sengaja berbicara kepada 176 pengunjung klub musik lewat telinga kanan atau telinga kiri saat meminta rokok. Para peneliti yang berbicara ke telinga kanan mendapat lebih banyak rokok dari sebaliknya.

Para peneliti berkesimpulan: “Berbicara ke kuping kanan berarti Anda mengirim kata-kata ke bagian otak yang agak lebih sensitif.” Kesimpulan ini tampaknya sejalan dengan hipotesa mengenai spesialisasi bagian otak kanan dan kiri.

Professor Shopie Scott dari Institut Ilmu Syaraf Kognitif di Universitas College London sepakat dengan kesimpulan itu. “Sebagian besar orang memproses perkataan dan bahasa di bagian kiri otak dan meski tidak selalu begitu, yang terjadi di telinga kanan diproses oleh sisi kiri otak.”

Juli 5, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Keshogunan Tokugawa

Keshogunan Tokugawa (徳川幕府 Tokugawa bakufu, 1603—1868) atau Keshogunan Edo (Edo bakufu) adalah pemerintahan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Tokugawa Ieyasu dan secara turun temurun dipimpin oleh shogun keluarga Tokugawa. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Tokugawa disebut zaman Edo, karena ibu kota terletak di Edo yang sekarang disebut Tokyo. Keshogunan Tokugawa memerintah dari Istana Edo hingga Restorasi Meiji.
Keshogunan Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir di Jepang setelah Keshogunan Kamakura dan Keshogunan Muromachi. Keshogunan Tokugawa dimulai pada tanggal 24 Maret 1603 dengan pengangkatan Tokugawa Ieyasu sebagai Sei-i Taishōgun dan berakhir ketika Tokugawa Yoshinobu mengembalikan kekuasaan ke tangan kaisar (Taisei Hōkan) pada 9 November 1867.
Pemerintahan keshogunan Tokugawa selama 264 tahun disebut sebagai zaman Edo atau zaman Tokugawa. Periode terakhir Keshogunan Tokugawa yang diwarnai dengan maraknya gerakan untuk menggulingkan keshogunan Tokugawa dikenal dengan sebutan Bakumatsu.
Oda Nobunaga dan penerusnya Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama yang berhasil mendirikan pemerintah pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di zaman Sengoku. Setelah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, kekuasaan pemerintah pusat direbut oleh Tokugawa Ieyasu yang menyelesaikan proses pengambilalihan kekuasaan dan mendapat gelar Sei-i Taishōgun di tahun 1603. Tokugawa Ieyasu sebetulnya tidak memenuhi syarat sebagai shogun karena bukan keturunan klan Minamoto. Agar syarat utama menjadi shogun terpenuhi, Ieyasu memalsukan garis keturunannya menjadi keturunan klan Minamoto agar bisa diangkat menjadi shogun. Keturunan Ieyasu secara turun-temurun menjadi shogun dan kepala pemerintahan sampai terjadinya Restorasi Meiji.
Di masa Keshogunan Tokugawa, rakyat Jepang dibagi-bagi menurut sistem kelas berdasarkan pembagian kelas yang diciptakan Toyotomi Hideyoshi. Kelas samurai berada di hirarki paling atas, diikuti petani, pengrajin dan pedagang. Pemberontakan sering terjadi akibat pembagian sistem kelas yang kaku dan tidak memungkinkan orang untuk berpindah kelas. Pajak yang dikenakan terhadap petani selalu berjumlah tetap dengan tidak memperhitungkan inflasi. Samurai yang menguasai tanah harus menanggung akibatnya, karena jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan semakin hari nilainya semakin berkurang. Perselisihan soal pajak sering menyulut pertikaian antara petani kaya dan kalangan samurai yang terhormat tapi kurang makmur. Pertikaian sering memicu kerusuhan lokal hingga pemberontakan berskala besar yang umumnya dapat segera dipadamkan. Kelompok anti keshogunan Tokugawa justru semakin bertambah kuat setelah keshogunan Tokugawa mengambil kebijakan untuk bersekutu dengan kekuatan asing.
Setelah kalah dalam Perang Boshin yang berpuncak pada Restorasi Meiji, keshogunan Tokugawa berhasil ditumbangkan persekutuan kaisar dengan sejumlah daimyo yang berpengaruh. Keshogunan Tokugawa secara resmi berakhir setelah shogun Tokugawa ke-15 yang bernama Tokugawa Yoshinobu mundur dan kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Taisei Hōkan).

Pemerintahan Keshogunan dan wilayah han.

Shogun Tokugawa Ieyasu
Sistem politik feodal Jepang di zaman Edo disebut Bakuhan Taisei (幕藩体制 ?), baku dalam “bakuhan” berarti “tenda” yang merupakan singkatan dari bakufu (pemerintah militer atau keshogunan). Dalam sistem Bakuhan taisei, daimyo menguasai daerah-daerah yang disebut han dan membagi-bagikan tanah kepada pengikutnya. Sebagai imbalannya, pengikut daimyo berjanji untuk setia dan mendukung daimyo secara militer.
Kekuasaan pemerintah pusat berada di tangan shogun di Edo dan daimyo ditunjuk sebagai kepala pemerintahan di daerah. Daimyo memimpin provinsi sebagai wilayah berdaulat dan berhak menentukan sendiri sistem pemerintahan, sistem perpajakan, dan kebijakan dalam negeri. Sebagai imbalannya, daimyo wajib setia kepada shogun yang memegang kendali hubungan internasional dan keamanan dalam negeri. Shogun juga memiliki banyak provinsi dan berperan sebagai daimyo di provinsi yang dikuasainya. Keturunan keluarga Tokugawa disebar sebagai daimyo di seluruh pelosok Jepang untuk mengawasi daimyo lain agar tetap setia dan tidak bersekongkol melawan shogun.
Keshogunan Tokogawa berhak menyita, menganeksasi, atau memindahtangankan wilayah di antara para daimyo. Sistem Sankin Kotai mewajibkan daimyo bertugas secara bergiliran mendampingi shogun menjalankan fungsi pemerintahan di Edo. Daimyo harus memiliki rumah kediaman sebagai tempat tinggal kedua sewaktu bertugas di Edo. Anggota keluarga daimyo harus tetap tinggal di Edo sebagai penjaga rumah sewaktu daimyo sedang pulang ke daerah, sekaligus sebagai sandera kalau daimyo bertindak di luar keinginan shogun.
Daimyo dari keturunan klan Tokugawa dan daimyo yang secara turun temurun merupakan pengikut setia klan Tokugawa disebut Fudai Daimyo. Sedangkan daimyo yang baru setia kepada klan Tokugawa setelah bertekuk lutut dalam Pertempuran Sekigahara disebut Tozama Daimyo. Golongan yang selalu mendapat perlakuan khusus disebut Shimpan Daimyo, karena berasal tiga percabangan keluarga inti Tokugawa yang disebut Tokugawa Gosankei (Tiga keluarga terhormat Tokugawa) yang masing-masing dipimpin oleh putra Tokugawa Ieyasu:
Tokugawa Yoshinao, penguasa han Owari generasi pertama
Tokugawa Yorinobu, penguasa han Kishū generasi pertama
Tokugawa Yorifusa, penguasa han Mito generasi pertama.
Lambang keluarga Tokugawa berupa Mitsuba Aoi (tiga helai daun Aoi) hanya boleh digunakan garis keturunan utama keluarga Tokugawa dan Tokugawa Gosankei. Putra-putra lain Tokugawa Ieyasu hanya diberi nama keluarga Matsuidara dan tidak mendapatkan nama keluarga Tokugawa.
Di awal zaman Edo, keshogunan Tokugawa sangat kuatir terhadap Tozama Daimyo yang dianggap memiliki kesetiaan yang tipis terhadap klan Tokugawa. Berbagai macam strategi dirancang agar Tozama Daimyo tidak memberontak. Sanak keluarga klan Tokugawa sering dikawinkan dengan Tozama Daimyo, walaupun sebenarnya tujuan akhir keshogunan Tokugawa adalah memberantas habis semua Tozama Daimyo. Keshogunan Tokugawa justru akhirnya berhasil ditumbangkan Tozama Daimyo dari Satsuma, Choshu, Tosa, dan Hizen.
Keshogunan Tokugawa memiliki sekitar 250 wilayah han yang jumlahnya turun naik sesuai keadaan politik. Peringkat wilayah han ditentukan pemerintah berdasarkan total penghasilan daerah dalam setahun berdasarkan unit koku. Penghasilan minimal yang ditetapkan shogun untuk seorang daimyo adalah 10.000 koku. Daimyo yang memegang wilayah makmur dan berpengaruh mempunyai penghasilan sekitar 1 juta koku.
Hubungan shogun dan kaisar
Keshogunan Tokugawa menjalankan pemerintah pusat dari Edo, sedangkan penguasa sah Jepang dipegang kaisar Jepang yang berkedudukan di Kyoto. Kebijakan pemerintahan dikeluarkan istana kaisar di Kyoto dan diteruskan kepada klan Tokugawa. Sistem ini berlangsung sampai kekuasaan pemerintah dikembalikan kepada kaisar di zaman Restorasi Meiji.
Keshogunan Tokugawa menugaskan perwakilan tetap di Kyoto yang disebut Kyōto Shoshidai untuk berhubungan dengan kaisar, keluarga kaisar dan kalangan bangsawan.

Perdagangan luar negeri
Kapal segel merah milik Jepang di tahun 1634.

Pintu gerbang Sakurada di Istana Edo, pusat kekuasaan klan Tokugawa
Keshogunan Tokugawa mengeruk keuntungan besar dari monopoli perdagangan luar negeri dan hubungan internasional. Perdagangan dengan kapal asing dalam jumlah terbatas hanya diizinkan di Provinsi Satsuma dan daerah khusus Tsushima. Kapal-kapal Namban dari Portugal merupakan mitra dagang utama keshogunan Tokugawa yang diikuti jejaknya oleh kapal-kapal Belanda, Inggris dan Spanyol.
Jepang berperan aktif dalam perdagangan luar negeri sejak tahun 1600. Pada tahun 1615, misi dagang dan kedutaan besar di bawah pimpinan Hasekura Tsunenaga melintasi Samudra Pasifik ke Nueva Espana dengan menggunakan kapal perang Jepang bernama San Juan Bautista. Sampai dikeluarkannya kebijakan Sakoku di tahun 1635, shogun masih mengeluarkan izin bagi kapal-kapal Shuisen (Kapal Segel Merah) yang ingin berdagang dengan Asia. Setelah itu, perdagangan hanya diizinkan dengan kapal-kapal yang datang Tiongkok dan Belanda.

Lembaga pemerintahan.

Rōjū dan Wakadoshiyori
Menteri senior (rōjū) diangkat dari anggota keshogunan yang paling senior dan bertugas sebagai pengawas ōmetsuke, machibugyō, ongokubugyō dan pejabat-pejabat tinggi lain. Tugas lain menteri senior adalah berhubungan dengan berbagai kalangan, seperti istana kaisar di Kyoto, kalangan bangsawan (kuge), daimyo, kuil Buddha dan Jinja, termasuk menghadiri berbagai macam rapat seperti rapat pembagian daerah. Keshogunan Tokugawa memiliki 4-5 menteri senior yang masing-masing bertugas sebulan penuh secara bergantian. Shogun meminta pertimbangan menteri senior jika ada persoalan penting yang harus diselesaikan. Pada perombakan birokrasi di tahun 1867, posisi menteri senior dihapus dan diganti dengan sistem kabinet, sehingga ada menteri dalam negeri, menteri keuangan, menteri luar negeri, menteri angkatan darat dan menteri angkatan laut.
Pada prinsipnya, Fudai Daimyo yang memiliki wilayah kekuasaan minimal 50.000 koku memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai menteri senior. Walaupun demikian, pejabat menteri senior sering berasal dari birokrat yang dekat dengan shogun, seperti pejabat soba yōnin, Kyoto shoshidai dan Osaka jōdai.
Shogun kadang kala menunjuk seorang menteri senior untuk mengisi posisi Tairō (tetua atau penasehat). Pejabat Tairō dibatasi hanya berasal dari klan Ii, Sakai, Doi dan Hotta, walaupun Yanagisawa Yoshiyasu pernah juga diangkat sebagai pengecualian. Ii Naosuke merupakan Tairō yang paling terkenal, tapi tewas dibunuh pada tahun 1860 di luar pintu gerbang Sakurada, Istana Edo.
Sebagai kelanjutan dari dewan rokuninshū (1633–1649) yang terdiri dari 6 anggota, keshogunan Tokugawa membentuk dewan wakadoshiyori yang berada persis di bawah posisi menteri senior (rōjū). Dewan wakadoshiyori terbentuk pada tahun 1662 dan terdiri dari 4 anggota. Tugas utama dewan wakadoshiyori adalah mengurusi hatamoto dan gokenin yang merupakan pengikut langsung shogun.
Sebagian shogun juga mengangkat pejabat soba yōnin yang bertugas sebagai perantara antara shogun dan rōjū. Posisi soba yōnin menjadi sangat penting di masa shogun Tokugawa ke-5 yang bernama Tokugawa Tsunayoshi akibat salah seorang pejabat wakadoshiyori bernama Inaba Masayasu membunuh pejabat tairō bernama Hotta Masatoshi. Shogun Tsunayoshi yang cemas akan keselamatan dirinya memindahkan kantor rōjū hingga jauh dari bangunan utama istana.
Ōmetsuke dan Metsuke
Pejabat yang melapor kepada rōjū and wakadoshiyori disebut ōmetsuke dan metsuke. Lima orang pejabat ōmetsuke diberi tugas memata-matai para daimyo, kalangan bangsawan (kuge) dan istana kaisar agar segala usaha pemberontakan bisa diketahui sejak dini.
Di awal zaman Edo, daimyo seperti Yagyū Munefuyu pernah ditunjuk sebagai pejabat ōmetsuke. Selanjutnya, jabatan ōmetsuke cuma diisi oleh hatamoto yang berpenghasilan minimal 5.000 koku. Shogun sering menaikkan penghasilan ōmetsuke menjadi 10.000 koku agar ōmetsuke bisa dihargai dan berkedudukan sejajar dengan daimyo yang sedang diawasi. Pejabat ōmetsuke juga menerima gelar kami, seperti Bizen-no-kami yang berarti penguasa provinsi Bizen.
Sejalan dengan perkembangan waktu, fungsi pejabat ōmetsuke berubah menjadi semacam kurir yang menyampaikan perintah dari keshogunan Tokugawa ke para daimyo. Pejabat ōmetsuke juga diserahi tugas melangsungkan upacara seremonial di lingkungan Istana Edo. Pengawasan kehidupan beragama dan pengendalian senjata api merupakan tanggung jawab tambahan pejabat ōmetsuke.
Pejabat metsuke melapor kepada wakadoshiyori dan bertugas sebagai polisi militer bagi shogun. Tugasnya mengawasi ribuan hatamoto and gokenin yang berpusat di Edo. Masing-masing wilayah han juga memiliki metsuke yang berfungsi sebagai polisi militer bagi para samurai.
San-bugyō
Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh san-bugyō (tiga lembaga administrasi): jishabugyō, kanjōbugyō dan machibugyō. Pejabat jishabugyō berstatus paling elit karena para pejabat selalu berhubungan dengan kuil Buddha (ji) dan kuil Shinto (sha) dan diberi hak penguasaan atas tanah. Pejabat jishabugyō juga menerima pengaduan dari pemilik tanah di luar 8 provinsi Kanto. Pejabat jishabugyō ditunjuk dari kalangan daimyo, dengan Ōoka Tadasuke sebagai pengecualian.
Pejabat kanjōbugyō yang terdiri dari 4 orang melapor langsung kepada rōjū. Tugasnya sebagai auditor keuangan keshogunan Tokugawa.
Pejabat machibugyō merupakan pelaksana pemerintahan tingkat lokal. Tugasnya merangkap-rangkap sebagai walikota, kepala polisi, kepala pemadam kebakaran, dan hakim pengadilan pidana dan hukum perdata, tapi tidak bertanggung jawab terhadap samurai. Pejabat machibugyō yang terdiri dari 2 orang (pernah juga sampai 3 orang) biasanya diambil dari hatamoto, bertugas bergantian selama satu bulan penuh.
Tiga orang pejabat machibugyō menjadi terkenal berkat film samurai (jidaigeki), pejabat bernama Ōoka Tadasuke dan Tōyama Kinshirō (Tōyama no Kinsan) selalu digambarkan sebagai pahlawan, sedangkan Torii Yōzō sebagai penjahat.
Pejabat san-bugyō merupakan anggota dari dewan yang disebut Hyōjōsho. Anggota dewan hyōjōsho bertanggung jawab dalam soal administrasi tenryō, mengawasi gundai, daikan dan kura bugyō. Selain itu, anggota dewan hyōjōsho juga hadir sewaktu diadakan dengar pendapat sehubungan dengan kasus yang melibatkan samurai.
Tenryō, Gundai dan Daikan
Shogun juga menguasai secara langsung tanah di berbagai daerah di Jepang. Tanah milik shogun disebut Bakufu Chokkatsuchi yang sejak zaman Meiji disebut sebagai Tenryō. Shogun memiliki tanah yang sangat luas, mencakup daerah-daerah yang sudah sejak dulu merupakan wilayah kekuasaan Tokugawa Ieyasu, ditambah wilayah rampasan dari para daimyo yang kalah dalam Pertempuran Sekigahara, serta wilayah yang diperoleh dari pertempuran musim panas dan musim dingin di Osaka. Di akhir abad ke-17, seluruh wilayah kekuasaan Tokugawa bernilai 4 juta koku. Kota perdagangan seperti Nagasaki dan Osaka, berbagai lokasi pertambangan seperti tambang emas di Sado termasuk ke dalam wilayah kekuasaan langsung shogun.
Wilayah kekuasaan shogun tidak dipimpin oleh daimyo melainkan oleh pelaksana pemerintahan yang memegang jabatan gundai, daikan, dan ongoku bugyō. Kota-kota penting seperti Osaka, Kyoto and Sumpu dipimpin oleh machibugyō, sedangkan kota pelabuhan Nagasaki dipimpin oleh Nagasaki bugyō yang ditunjuk oleh shogun dari hatamoto yang sangat setia pada shogun.

Daftar shogun klan Tokugawa:

Tokugawa Ieyasu (1543–1616), berkuasa: 1603–1605
Tokugawa Hidetada (1579–1632), berkuasa: 1605–1623
Tokugawa Iemitsu (1604–1651), berkuasa: 1623–1651
Tokugawa Ietsuna (1641–1680), berkuasa: 1651–1680
Tokugawa Tsunayoshi (1646–1709), berkuasa: 1680–1709
Tokugawa Ienobu (1662–1712), berkuasa: 1709–1712
Tokugawa Ietsugu (1709–1716), berkuasa: 1713–1716
Tokugawa Yoshimune (1684–1751), berkuasa: 1716–1745
Tokugawa Ieshige (1711–1761), berkuasa: 1745–1760
Tokugawa Ieharu (1737–1786), berkuasa: 1760–1786
Tokugawa Ienari (1773–1841), berkuasa: 1787–1837
Tokugawa Ieyoshi (1793–1853), berkuasa: 1837–1853
Tokugawa Iesada (1824–1858), berkuasa: 1853–1858
Tokugawa Iemochi (1846–1866), berkuasa: 1858–1866
Tokugawa Yoshinobu (Keiki) (1837–1913), berkuasa: 1867–1868
Tokoh terkenal dalam keshogunan Tokugawa:
Tokugawa Mitsukuni dari Mito (Mito Komon)
Tokugawa Nariaki dari Mito

Juli 4, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Jigoku Shōjo (地獄少女)

 

Hell Girl (地獄少女 Jigoku Shōjo), dengan judul panjang Jigoku Shōjo: Gadis dari Neraka, adalah sebuah kartun Jepang yang diproduksi oleh Aniplex dan Studio Deen. Kartun ini disiarkan ke seluruh penjuru Jepang, termasuk Animax, Tokyo MX dan MBS. Mengikuti kesuksesan season pertama Jigoku Shōjo, maka pada pertengahan 2006, Studio Deen membuat season kedua dari Jigoku Shōjo dengan judul Jigoku Shōjo Futakamori. Jigoku Shōjo Futakamori ini disiarkan oleh Nippon Television pada bulan November 2006.

Cerita

Dalam setiap episode, cerita dimulai dengan seorang protagonis yang memiliki perasaan dendam yang memuncak pada seorang tokoh antagonis, lalu mereka membuka website Jigoku Tsushin (Hubungan Neraka) yang hanya dapat dibuka pada tengah malam. Di halaman utama website tersebut tertulis, “Kami akan membalaskan dendam Anda disini” dan dibawahnya ada tombol yang tertulis “送信 (Kirim)”. Beberapa saat setelah mereka mengirim nama orang yang mereka benci, seorang gadis bernama Ai Enma akan datang ke sang klien. Klien ini akan diberikan sebuah boneka jerami oleh Ai, dengan seutas pita merah yang diikatkan pada leher boneka jerami tersebut. Selanjutnya, Ai memberitahukan orang itu agar menarik benang merah tersebut, supaya orang yang mereka masukkan namanya tadi dibawa ke neraka. Tentu saja ada syarat tertentu untuk melakukannya. Setelah benang merah itu ditarik, maka akan timbul suatu tanda di dada mereka sebagai kontrak dengan Jigoku Shōjo untuk masuk ke neraka pula jika mereka meninggal kelak sebagai konsekuensi terbayarnya dendam mereka.

Karakter

Karakter utama
Ai Enma
Sulih suara oleh: Mamiko Noto (Jepang), Brina Palencia (Inggris)
Enma Ai merupakan tokoh protagonis utama pada cerita Jigoku Shōjo. Dengan rambut hitam panjang dan mata merah, dulunya dia pernah mengalami sebuah tragedi yang amat pahit di kehidupannya. Kini ia tinggal di sebuah dunia yang terus-menerus berada dalam keadaan senja bersama neneknya. Dia bertugas untuk membalaskan dendam kliennya kepada yang didendami klien tersebut. Ai selalu muncul dengan memakai seragam seifuku atau seragam pelaut berwarna hitam, tetapi Ai akan memakai kimono bercorak floral (maupun polkadot) pada saat ia menjalankan tugasnya sebagai Jigoku Shōjo. Dia menjalankan tugas ini selama lebih dari 400 tahun.
Ren Ichimoku
Sulih suara oleh: Masaya Matsukaze (Jepang), Todd Haberkorn (Inggris)
Ren adalah asisten pertama Ai, muncul dengan bentuk seorang lelaki muda yang tampan. Dia memiliki 3 buah bola mata. Mata ketiga yang terdapat pada dahinya ini sering dipakai oleh Ren untuk mengamati ruang dan bisa menembus dinding. Ren berpakaian kasual layaknya remaja laki-laki pada umumnya. Ketampanannya cukup menarik perhatian para gadis. Ia kadang-kadang menyamar menggunakan nama Ichimoto.
Hone Onna
Sulih suara oleh: Takako Honda (Jepang), Jennifer Seman (Inggris)
Hone Onna adalah seorang wanita cantik yang memakai kimono dan memakai obi yang menandakan bahwa ia adalah seorang geisha.Hone Onna juga salah satu asisten Ai Enma. Hone Onna dan Ai bersama-sama menemui klien dan mengantar musuh klien ke neraka. Di dunia nyata, Hone Onna menyamar sebagai seorang wanita biasa untuk menemui kliennya. Hone Onna juga memiliki sebuah senjata, yaitu pisau lempar. Kemampuan Hone Onna yang lain adalah dapat berubah menjadi tulang belulang, karena memang namanya juga berarti wanita tulang.
Wanyūdō
Sulih suara oleh: Takayuki Sugo (Jepang), Robert Bruce Elliot (Inggris)
Wanyūdō juga merupakan salah satu asisten Enma Ai dalam tugasnya. Wanyūdō berperan sebagai penjemput roh-roh klien Enma Ai untuk diantar menuju ke neraka. Wanyūdō ditampilkan sebagai orang tua, dengan pakaian tradisional Jepang. Walaupun kelihatan tua, Wanyūdō memiliki kemampuan beladiri dan bisa melempar bola api. Wanyudo juga dapat berubah menjadi roda berapi yang digunakan untuk membawa Ai dari dunia senja ke dunia manusia.
Nenek Ai
Sulih suara oleh: Eriko Matsushima (Jepang), Juli Erickson (Inggris)
Wajah Nenek Ai tidak diketahui secara jelas, karena hanya diperlihatkan seperti siluet bayangan saja. Nenek Ai sering menasihati Ai dalam melaksanakan tugasnya. Kadangkala, Nenek Ai juga memberikan nasihat kepada pembantu Ai, seperti Wanyūdō dan Hone Onna.
Laba-laba
Sulih suara oleh: Hidekastu Shibata
Karakter ini merupakan sebuah laba-laba yang berwarna aneh, biasa muncul pada saat Ai dan pembantunya sedang berkumpul. Laba-laba ini berbicara seperti suara seorang lelaki. Laba-laba ini tidak pernah suka dan percaya dengan pembantu Ai. Laba-laba inilah yang membuat Ai mengemban tugas menjadi seorang gadis neraka.

Juli 4, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Taiko (太鼓)

Arti taiko (太鼓)

Kata taiko (太鼓) berarti “drum besar” dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata ini digunakan untuk merujuk kepada berbagai jenis drum Jepang (和太鼓, ‘wa-daiko’, “drum Jepang”, dalam bahasa Jepang) dan kepada bentuk seni yang relatif belakangan dalam bentuk ansambel menabuh drum (kadang-kadang lebih khusus disebut, “kumi-daiko” (組太鼓).
Jenis-jenis taiko
Pertunjukan pembuatan drum Taiko

 
Nagado-daiko (長胴太鼓, taiko yang berbadan panjang) terdiri atas dua potong kulit sapi yang dibentangkan di atas sebuah kerangka kayu (biasanya diukir dari satu potong kayu, kini sering dibuat dari sisa-sisa sebuah gentong kayu) dan diregangkan. Kepala dari tsukeshime-daiko (付締め太鼓, seringkali disingkat menjadi, “shime-daiko” atau “shime” saja) dibentangkan di atas cincin-cincin besi dan dijepit di sekitar badan yang lebih kecil. Tali tsukeshime-daiko ditarik hingga ketat sebelum digunakan setiap kalinya. Okedo-daiko (桶胴太鼓, taiko berbadan gentong, seringkali disingkat menjadi “okedo” atau “oke”) dapat dipasang di atas sebuah dudukan dan dimainkan seperti taiko lainnya, tapi biasanya digantungkan melintang ke bahu sehingga si pemain drum dapat berjalan dan sekaligus juga memainkannya. Taiko Jepang lainnya mencakup uchiwa-daiko (内輪太鼓、 taiko kipas), hira-daiko (平太鼓, taiko datar), o-daiko (大太鼓, taiko besar), dan serangkaian instrumen tabuh lainnya dalam ansambel tradisional Jepang noh, gagaku, dan kabuki.
Drum Taiko raksasa, dengan panjang 240cm, diameter maksimumnya 240cm, dan beratnya 3 ton. Dibuat dari satu potong kayu dari pohon yang berusia 1200 tahun
Drum okedo-daiko merentang dari yang kecil dan mudah dibawa, hingga drum yang paling besar dari semua drum Jepang. Berbeda dengan nagado, drum ini dapat dibuat dalam berbagai ukuran, namun TIDAK dalam segala ukuran mengingat konstruksi kayu stavenya. Wilayah Aomori terkenal akan festival Nebuta. Di sini okedo besar dimainkan oleh banyak orang sambil dibawa dengan kereta sepanjang jalan. Okedo mempunyai penopang betta-nya sendiri yang diciptakan oleh Hayashi Eitetsu.
Selain itu, seperti nagado-daiko, okedo mempunyai suara pinggiran, yang disebut “ka.” Namun, ketika memainkan pinggiran sebuah okedo, penting bagi pemain untuk memukul hanya bagian yang palin luar dari cincin metalnya dan bukan pinggiran dari tubuh drum itu sendiri. Kayu tipis dan ringan dari okedo khususnya mudah penyok dan akan cepat menurun kondisinya bila dipukul.

Penggunaan taiko dalam perang

Di Jepang pada masa feodal, taiko sering digunakan untuk memotivasi pasukan, menolong menentukan langkah barisan, dan mengatur perintah atau pengumuman. Menjelang atau pada saat memasuki pertempuran, taiko yaku (penabuh drum) bertanggung jawab untuk menentukan langkah barisan, biasanya dengan enam langkah untuk setiap pukulan drum (ketukan-2-3-4-5-6, ketukan-2-3-4-5-6).
Menurut salah satu catatan sejarah (Gunji Yoshu), sembilan rangkai dari lima ketukan berarti memanggil sekutu ke medan tempur, sementara sembilan rangkai dari tiga ketukan, yang dipercepat tiga atau empat kalinya, adalah panggilan untuk maju dan mengejar lawan.

 

Istilah terkait

Bachi
pemukul kayu yang digunakan untuk memainkan drum taiko.

Ji
juga disebut Jiuchi, adalah irama dasar yang digunakan untuk mendukung irama utama, atau O-uchi. Sebagian dari irama yang lebih lazim untuk ji adalah don doko, don ko, atau don go (pola mengayun). Jikata adalah pemain yang memainkan irama ji.

Oroshi
dicirikan oleh serangkaian pukulan pada taiko. Pemain mulai dengan lambat dengan banyak ma. Pelan-pelan ma (waktu) antara masing-masing pukulan menjadi semakin singkat, hingga penabuh melakukan pukulan yang cepat

Juli 4, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Geta (下駄 – alas kaki)

 

            Geta (下駄) adalah alas kaki tradisional Jepang yang dibuat dari kayu. Pada bagian alas (dai) terdapat tiga buah lubang untuk memasukkan tali berlapis kain yang disebut hanao (鼻緒). Dua buah hak yang disebut ha (“gigi”) terdapat di bagian bawah alas (sol). Geta dipakai di luar ruangan sewaktu mengenakan yukata atau kimono yang bukan kimono formal. Hak tinggi pada geta memudahkan pemakainya berjalan melewati jalan becek ketika hujan.
Geta dipakai dengan kaki telanjang (sewaktu mengenakan yukata) atau dengan mengenakan kaus kaki yang disebut tabi. Cara memakai geta seperti cara memakai sandal jepit, hanao dijepit di antara ibu jari dan telunjuk kaki. Sewaktu mengenakan yukata, geta dipakai dengan kaki telanjang. Pemandian air panas (onsen) dan penginapan tradisional (ryokan) biasanya menyediakan geta yang bisa dipinjam oleh tamu.
Menurut pendengaran orang Jepang, “karankoron” adalah bunyi geta ketika dipakai berjalan. Dalam mitologi Jepang, Tengu mengenakan geta berhak satu seperti dikenakan biksu yang sedang melatih diri di hutan dan gunung.

Sejarah

              Berdasarkan hasil penggalian di situs arkeologi terungkap bahwa geta sudah dipakai orang Jepang sejak zaman Yayoi. Geta diperkirakan dipakai sewaktu bekerja menanam padi di sawah yang selalu berair agar kaki tetap bersih dan kering. Dalam esai klasik Makura no Sōshi dari zaman Heian disebut tentang alas kaki yang disebut Kure no ashida (nama lain untuk geta). Dalam lukisan dari akhir zaman Heian hingga zaman Sengoku juga sering digambarkan orang yang sedang memakai geta sewaktu mencuci atau mengambil air. Pengrajin geta banyak bermunculan sejak pertengahan zaman Edo. Mereka menciptakan berbagai jenis geta yang membuat geta populer sebagai alas kaki rakyat. Orang mulai menyebut semua alas kaki dari kayu seperti bokuri atau ashida sebagai geta. Walaupun pakaian Barat mulai dikenal di Jepang sejak zaman Meiji, rakyat tetap mengenakan kimono dengan alas kaki berupa geta..

Juli 4, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Shinobi atau Ninja pada saat pelatihan

 

Pada saat anak-anak ninja telah dilatih untuk waspada dan dididik dalam kerahasiaan dan tradisi ilmu mereka. Pada umur 5-6 tahun mereka diperkenalkan dengan permainan ketangkasan dan keseimbangan tubuh. Anak-anak disuruh berjalan diatas papan titian yang sangat keci, mendaki papan yang terjal, dan melompati semak-semak yang berduri. Pada umur 9 tahun mereka dilatih untuk kelenturan otot. Anak-anak berlatih berguling dan meloncat. Setelah itu anak-anak diajarkan teknik memukul dan menendang pada target jerami yang di ikat. Setelah itu pelatihan meningkat ke seni bela diri tanpa senjata dan setelahnya dasar-dasar menggunakan pedang dan tongkat.
Pada masa remaja mereka diajari cara menggunakan senjata khusus. Melempar pisau, penyembunyian senjata, teknik tali, berenang, taktik bawah air, dan teknik menggunakan alam untuk mendapat informasai atau untuk menyembunyikan diri. Waktu mereka dihabiskan dalam ruang tertutup atau bergelantungan di pohon untuk membangun kesabaran, daya tahan, dan stamina. Terdapat pula latihan gerak tanpa suara dan lari jarak jauh. Mereka juga diajarkan teknik melompat dari pohon ke pohon atau atap ke atap.
Pada masa akir remaja ninja belajar menjadi aktor dan psikologi melalui tingkah laku mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai mengerti cara bekerja jiwa manusia, menggunakan kelemahan orang lain untuk keuntungan mereka. Mereka juga belajar membuat obat-obatan, mendapatkan jalan masuk rahasia ke dalam sebuah bangunan, cara memanjat dinding, melewati atap, mencuri di bawah rantai, mengikat musuh, cara kabur, dan menggambar peta, rute, petunjuk jalan, serta wajah.
Ada 18 tingkat ilmu dan seni berperang ninjutsu dari banyak keahlian yang dimiliki oleh ninja yang dapat dipelajari oleh umum pada saat ini. Selebihnya di luar keterampilan fisik dan penguasaan jiwa, para pendekar ini harus mempelajari latihan batin. Setelah menguasai level ini, ninja bisa sangat ahli dan bahkn dianggap sebagai orang bijak atu dukun, karena kemampuannya menyatu dengan alam dan siklus di sekitarnya. Delapan belas keahlian tersebut adalah:
seishin teki kyoyo (pemurnian jiwa)
ninja aliran tokakure sangat mengandalkan pengenalan jati diri. Seorang ninja harus mengetahui dengan tepat komitmen dan motivasi hidupnya. Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap proses pematangan seorang ninja bisa menjadi seorang pendekar yang bijak. Keterlibatan ninja dalam pertarungan dimotivasi oleh alasan untuk melindungi. Tidak dibenarkan jika alasannya semata-mata hanya karena uang.
tai jutsu (bertarung dengan tangan kosong)
paduan dari ilmu daken taijutsu(pukul, tendng, tangkis), ju taijutsu(gumul, mencekik, meloloskan dari kuncian), taihen jutsu(gerak tanpa suara, berguling, melompat, cara jatuh). Keterampilan ini di perlukan pada situasi terancam atau bertahan
ninja ken (pedang ninja)
pedang ninja adalah pedang pedek lurus bermata tunggal. Pedang adalah senjata utama ninja. Untuk menggunakan pedang dituntut dua keahlian utama yaitu ilmu menarik pedang (dg kecepatan namun halus gerakannya ) sekaligus mengayun untuk memotong.
bo jutsu (jurus tongkat dan bilah)
ada 2 jenis tongkat, tongkat panjang sekitar 2 meter(bo) dan tongkat pendek sekitar satu meter(hanbo). Ada lagi senjata dari bilah bambu yang bila di buka di dalamnya ada mata pedang yang sekilas tampak seperti tongkat biasa.
shuriken jutsu (senjata lempar)
ilmu lempar berupa lempeng baja dengan mata tajam bersisi empat seperti bintang(senban shuriken) atau paku lempar(bo shuriken). Senban shuriken dilempar dengan cara dipuntir agar bisa menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar bersamaan beberapa buah sehingga terlihat seperti kilatan jarum.
yari jutsu(jurus tombak)
tombak digunakan untuk pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan lawan.
naginata jutsu(jurus pedang bertongkat)
pedang pendek yang gagangnya dibuat panjang seukuran tombak. Digunakan ninja untuk memotong lawan yang berada dalam jarak sedang. Bisa digunakan untuk menyerang samurai dan merobohkan tentara berkuda.
kusari gama (jurus rantai dan bandul)
berupa rantai sepanjang 2-3 meter yang diberi bandul pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang lain dikaitkan pada gagang arit tradisional jepang. Rantai digunakan untuk menangkis serangan senjata lawan.sedangkan bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang sudah terjerat. Senjata rantai dan bandul yang disukai oleh para ninja aliran togakure adalah kyoketsu yaitu belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan ujung tali satu lagi diberi cincin baja besar.
henso jutsu (ilmu menyamar dan membaur)
ilmu ini sangat diperlukan pada saat spionase. Ninja membuat identitas palsu dan mengalihkan perhatian orang. Ninja juga bergerak tanpa bisa di lacak.
shinobi iri (ilmu mengintai dan menyusup)
ilmu ini mengajarkan bergerak tanpa suara dan bersembunyi di bawah bayangan.
ba jutsu
seorang ninja harus bisa bertempur di atas kuda selain menunggang kuda dengan baik di segala medan.
sui ren (ilmu tempur dalam air)
meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara dalam air, cara menggunakan perahu khusus untuk mengapung dalam air, dan teknik perkelahian dalam air.
bo ryaku (ilmu strategi)
ilmu taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan atau pertarungan terbuka. Ninja sering memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk melaksanakan tugasnya, tanpa banyak mengeluarkan energi.
cho ho (ilmu spionase)
ilmu mata-mata termasuk merekrut dan memakai orang yang digunakan sebagai mata-mata.
inton jutsu (teknik meloloskan diri dan menghilang)
ninja pandai meloloskan diri dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada.
ten mon (meteorologi)
memanfaatkan cuaca juga merupakan senjata utama ninja. Sejak kecil mereka dilatih mengendalikan cuaca dari tanda-tanda alam yang kecil.
chi mon (geografi)
teknik pemanfaatan lahan.

Juli 2, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Shinobi atau Ninja (dalam bahasa Jepang:忍者, harafiah, “Seseorang yang bergerak secara rahasia”)

Bela diri NinjutsuGerakan beladiri ninjutsu hanya tendangan, lemparan, patahan, dan serangan. Kemudian dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti bantingan, rolling dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap, dan teknik khusus lainnya. Namun, dalam prakteknya ninja menghindari kontak langsung dengan lawannya, oleh karena itu berbagai alat lempar, lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering digunakan. Berbeda dengan seni beladiri lain. Ninjutsu mengajarkan teknik spionase, sabotase, melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental lawan. Ilmu tersebut digunakan untuk melindungi keluarga ninja mereka. Apa yang dilakukan ninja memang sulit dimengerti. Pada satu sisi harus bertempur untuk melindungi, di sisi lain ninja harus menerapkan “berperilaku kejam dan licik” saat menggunakan jurus untuk menghadapi lawan. Disisi lain ajaran ninpo memberi petunjuk bahwa salah satu tujuan ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka. paduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama memungkinkan para ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga dapat mengenal orang lain dengan baik dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin ilmu.
Di dalam ninpo terdapat teknik beladiri tangan kosong (taijutsu), teknik pedang (kenjutsu), teknik bahan peledak dan senjata api (kajutsu), teknik hipnotis (saimonjutsu), dan teknik ilusi(genjutsu). Pada aliran togaku ryu dikenal adanya energi yang disebut kuji kiri. Prinsipnya adalah penggabungan antara kekuatan fisik dan mental. Penyaluran energi yang tepat dari tenaga kuji kiri dapat bersifat menghancurkan, namun disisi lain jika digunakan untuk olah pikir dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang pelik.
Ninjutsu akan sia-sia jika ninja tidak memiliki mental dan spiritual yang kuat. Untuk itu ninja harus menguasai kuji-in, yaitu kekuatan spiritual dan mental berdasarkan simbol yang terdapat di telapak tangan yang dipercaya menjadi saluran energi. Simbol di tangan di ambil dari praktek pada massa awal penyebaran agama budha. Kuji-in digunakan untuk membangun kepercayaan diri dan kekuatan seorang ninja. Kuji-in mampu meningkatkan kepekaan terhadap keadaan bahaya dan mendeteksi adanya kematian.
Dari 81 simbol yang ada, hanya 9 yang utama, yaitu rin(memberi kekuatan tubuh), hei (memberi kekuatan menyamarkan kehadiran seseorang), Toh (menyeimbangkan bagian padat dan cair pada tubuh), sha (kemampuan menyembuhkan), kai(memberi kontrol menyeluruh terhadap fungsi tubuh), jin(meningkatkan kekuatan telepati), retsu (memberi kekuatan telekinetik), zai (meningkatkan keselarasan terhadap alam), dan zen (memberi pencerahan pikiran dan pemahaman). Seorang ninja akan menjadi master sejati dengan menguasai simbol-simbol ini.
Walaupun terdapat banyak keluarga ninja di jepang, baru sekitar tahun enam puluhan keluarga ninja baru dapat di dekati oleh orang luar. Sejak ninja dinyatakan terlarang oleh shogun tokugawa pada abad 17. pada tahun 1950 larangan tersebut dicabut oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1960 televisi jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah ninja. Setelah itu salah satu aliran yang dapat membuka diri dan memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu dengan pewaris dari generasi ke 34, masaaki hatsume,.yang profesi sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang. Pada tahun 1978 ninjutsu berhasil di publikasikan dan diajarkan ke amerika oleh stephen k. hayes. Sejak saat itu ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.

 

Peralatan Ninja

Ninja diharuskan untuk bisa bertahan hidup di tengah alam, karena itu mereka menjadi terlatih secara alamiah untuk mampu membedakan tumbuhan yang bisa dimakan, tumbuhan racun, dan tumbuhan obat. Mereka memiliki metode cerdik untuk mengetahui waktu dan mata angin. Ninja menggunakan bintang sebagai alat navigasi mereka ketika menjalankan misi di malam hari.mereka juga mahir memasang perangkap, memasak hewan, membangun tempat berlindung, menemukan air dan membuat api.
Ninja memakai baju yang menutup tubuh mereka kecuali telapak tangan dan seputar mata. Baju ninja ini disebut shinobi shozoko. shinobi shozoko memiliki 3 warna. Baju warna hitam biasanya dipakai ketika melakukan misi di malam hari dan bisa juga sebagai tanda kematian yang nyata bagi sang target. Warna putih digunakan untuk misi di hari bersalju. Warna hijau sebagai kamuflase agar mereka tidak terlihat dalam lingkungan hutan.
Shinobi shozoko memiliki banyak kantong di dalam dan luarnya. Kantong ini digunakan untuk menyimpan peralatan kecil dan senjata yang mereka butuhkan, seperti racun, shuriken, pisau, bom asap dan lain-lain. Ninja juga membawa kotak P3K kecil tradisional, yang diisi dengan cairan dan minuman. Ninja juga memakai tabi yang mirip sepatu boot. Celah yang memisahkan jempol kaki dengan jari lainnya memudahkan ninja saat memanjat tali atau dinding.
Ninja wanita atau kunoichi yang biasanya bekerja dengan menggunakan kefemininan mereka ketika melakukan pendekatan pada sang target menggunakan manipulasi kejiwaan dan perang batin sebagai senjata mereka. mereka bisa mendekati target dan membunuhnya tanpa jejak. Kunoichi memiliki misi yang berbeda dengan ninja laki-laki. Mereka lebih sering dekat dengan target, sehingga mereka juga lebih sering menggunakan senjata jarak dekat seperti metsubishi, racun, golok, tali, dan tessen. Selain itu senjata-senjata tersebut juga praktis dibawa tanpa kelihatan.
Ninja memiliki senjata dalam berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Selain senjata standar seperti pedang, naginata, panah, dan pisau, ada pula tessen (kipas yang bila dikibaskan keluar racun), shobo, kyoketsu shogei, neko te, dan lain-lain. Peralatan canggih ninja lainnya adalah kaginawa(jangkar bertali) untuk memanjat dinding, ashiaro untuk membuat jejak kaki palsu agar tidak terlacak saat menjalankan misi, metsubishi(cangkang telur yang diisi dengan pasir dan serbuk logam, biasanya juga kotoran tikus) yang berfungsi untuk membutakan lawan.

Juli 2, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Ninja 忍者

Kagetora, Naruto, Ninja Rantaro, adalah contoh kecil manga yang mengangkat ninja sebagai tema utamanya. Apa ninja itu? Sama seperti yang dikisahkan dalam berbagai cerita bahwa ninja itu penuh rahasia. Ninja biasanya segera dikaitkan dengan sosok yng terampil beladiri, ahli menyusup dan serba misterius seperti yang tampak di dalam film atau manga. Dalam kenyataannya penampilan ninja yang serba hitam ada benarnya, namun jika ada anggapan bahwa ninja identik dengan pembunuh brutal, berdarah dingin, pembuat onar, tukang sabotase, tidak demikian adanya.
Kata ninja terbentuk dari dua kata yaitu nin dan sha yang masing-masing artinya adalah tersembunyi dan orang. Jadi ninja adalah mata-mata profesional pada zaman feudal jepang. Sejarah ninja juga sangat sulit dilacak. Info mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat-rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.
Ninja juga bisa diartikan sebagai nama yang diberikan kepada seseorang yang menguasai dan mendalami seni bela diri ninjutsu. Nin artinya pertahanan dan jutsu adalah seni atau cara. Kata ninja juga diambil dari kata ninpo. Po artinya adalah falsafah hidup atau dengan kata lain ninpo adalah falsafah tertinggi dari ilmu beladiri ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan seorang ninja. Jadi ninja akan selalu waspada dan terintregasi pada prinsip ninpo.
Ninja dalah mata-mata profesionl di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan jepang pada abad 12. Pada abad 14 pertarungan memperebutkan kekuasaan semakin memanas, informasi tentang aktivitas dan kekuatan lawan menjadi penting, dan para ninja pun semakin aktif.
Para ninja dipanggil oleh daimyo untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan, serta untuk memimpin pasukan penyerbuan di malam hari.karena itu ninja memperoleh latiham khusus. Ninja tetap aktif sampai zaman edo (1600-1868), dimana akhirnya kekuasaan dibenahi oleh pemerintah di zaman edo.
[sunting]Asal-usul Ninja

Kemunculan ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni nonuse ke Jepang. Seni nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya ninja. Seni nonuse atau yang biasa disebut seni bertindak diam-diam adalah suatu praktek keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan. Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.
Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat jepang mulai berkembang dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu sama lain dalam usahanya menggulingkan kekaisaran. Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat. Inilah awal kelahiran ninja. Pada abad ke-16 ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau klan di kota Iga atau Koga. Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan itelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di jepang. Berdasarkan hal itu, masing-masing klan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya saja. Ilmu beladiri yang kemudian dikenal dengan nama ninjutsu. Dalah ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka dan atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi. Menurut para ahli sejarah hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi falsafah bushido, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.
Namun ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari cina ke jepang. Hal ini terjadi karena runtuhnya dinasti tang dan adanya pergolakan politik. Sehingga banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke jepang.sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit dan biksu. Mereka menetap di propinsi Iga, di tengah pulau honsu. Jendral tersebut antara lain Cho Gyokko, Ikai Cho Busho membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional. Semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat yang akhirnya membentuk ilmu yang bernama ninjutsu, Bela diri Ninjutsu

Juli 2, 2009 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar